Faith Frustrating


Salah satu fenomena di dalam Psikologi agama , dimana doktrin keagamaan justru dapat membuat orang tidak beragama , di mana ajaran agama yang salah ditafsirkan Justru malah membuat orang enggan untuk beragama.

Beberapa contoh doktrin agama ini antara lain :
1. Sedekah menambah Rejeki
2. Ibadah membuat hidup tenang

Dalam dunia filsafat, Kerancuan agama didasari pada Hal-hal ke-agama-an yang kontradiktif antara satu dengan yang lain , seperti misalkan :
• berdzikir dapat membuat hati tenang , dan dapat menyelesaikan semua masalah kehidupan ,
• namun di sisi lain saat ada orang yang senang berdzikir , tapi diterjang dengan banyak masalah kehidupan , Justru malah disebut sebagai cobaan untuk memperkuat diri , dan bahkan cobaan dianggap sebagai rasa kasih sayang Allah kepada hambaNya untuk meningkatkan keimanan , Maqom / kedudukan dan ketakwaan hambanya.

Jadi , Tanda Dzikir itu diterima hidupnya tenang atau mendapat cobaan / godaan ?
Rancu bukan ?

Nah, begitu juga di dunia psikologi..
Saat ada pemuka agama memberikan iming-iming materialisme terhadap ibadah yang sifatnya spiritualitas , Seperti contohnya sedekah , maka manusia akan berpatokan pada efek materialis daripada spiritualitas .

Seperti contoh :

Sudah banyak bersedekah tapi malah dililit berbagai macam masalah , maka yang ada , seseorang akan frustasi dengan sedekahnya dan enggan bersedekah, atau malah frustasi dengan iman dan agamanya.

Banyak kejadian , orang-orang murtad dan keluar dari agama Islam , bukan karena agama Islam yang keliru , melainkan dangkalnya pemahaman orang tersebut tentang agama.

Seperti contoh , Nita Gunawan ..
Saya sangat tertarik , dengan statement beliau di podcast Deddy Corbuzier , dia mengatakan bahwa dulunya Dia adalah seorang yang taat , tahajud setiap malam , shalat lima waktu tidak pernah lepas juga menutup aurat , namun di usia 13 tahun dia memilih untuk murtad keluar dari agama Islam.

Entah karena faktor apa ,...
Tapi jika dilihat dari rekam jejaknya , bahwa dia dulunya seorang yang taat , dapat disimpulkan adanya frustasi dalam keimanan dikarenakan miskonsepsi atau salahnya pemahaman dalam memaknai iman dan taqwa.

Saya hanya menyampaikan ,
Jangan mendidik anak-anak kita semua dengan iming-iming materialisme , seperti :

1. Sedekah banyak rejeki
2. Shalat Bikin Tenang
3. Dzikir bikin lepas dari masalah

Karena rezeki , tenang dan permasalahan , itu sifatnya relatif dan tidak pasti..

Contoh :
Orang yang banyak bersedekah belum tentu mendapat banyak rezeki Jika dia malas untuk berusaha,
Begitu juga orang yang salat belum tentu dia mendapatkan ketenangan ,
Seperti misal , shalatnya orang yang punya hutang menggunung...
Saya menjamin bahwa shalat tidak bisa membuat dia tenang untuk selamanya, namun hanya untuk sesaat saja.

Siapa yang bisa tenang saat dikejar-kejar bank , debt colector dan sejenisnya ?

Oleh karena itu janji-janji Tuhan terhadap setiap ibadah dan rutinitasnya , jangan dimaknai secara materialis... Karena konsepsi Tuhan sangatlah luas...

Saya menemukan orang-orang yang frustasi dalam iman-nya, karena mereka sudah melakukan semua hal yang dianjurkan dalam agama atau diperintahkan oleh agama , kamu nyatanya kehidupan mereka tambah absurd dan kacau..

Saya tidak menemukan jawaban yang pasti mengenai ini ,
Dan Justru malah buruk sangka kepada Tuhan...
"Saya sudah taat tapi kenapa hidup saya hancur?"

Semua pertanyaan itu hanya dapat dijawab oleh tasawuf...
Apa jawabannya ?

" IKHLAS " 

itu saja...tidak lebih...

Oleh karena itu jangan sampai kita mengajari anak kita untuk bersedekah dengan iming-iming akan kaya raya...
Karena di saat anak kita getol sedekah tapi dia tidak kunjung kaya raya atau malah dia mendapat banyak hutang ,maka dia tidak akan percaya terhadap janji Tuhan ,...
Dia frustrasi dengan agama , karena berfikir "tuhan tidak menepati janji"

Jadi , hati-hati untuk mengajarkan iming-iming kepada anak keturunan kita...
Karena , niatnya untuk menguatkan iman Justru malah menjadi peruntuh iman...

Jangan pernah berharap imbalan materialis dari setiap perbuatan spiritualitas...

Lalu, apakah perbuatan spiritualitas tidak berdampak terhadap hal materialisme ?
Jelas berdampak...

Saat Kegiatan spiritualisme disertai dengan rasa ikhlas , maka saat itulah akan berdampak pada sisi materialis...

#Salam Manunggal
#Salam Kopi Pahit




Comments

Popular Posts